Teh konon paling banyak diminum di seluruh dunia.
Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan daftar manfaat minum teh sangat banyak dengan hasil seperti pengurangan peradangan, penurunan risiko penyakit jantung dan penyakit kronis, serta menurunkan gula darah.
Meski mengandung berbagai manfaat kesehatan, ternyata teh juga memiliki efek samping bagi tubuh.
Dilansir dari Eat This, ini lima efek samping yang perlu diketahui bagi penggemar teh.
Mengganggu ritme alami tubuh Ini tergantung pada jenis teh yang diminum tetapi mungkin Anda telah mengasup banyak kafein daripada yang dikira.
Teh hitam, putih, dan hijau mengandung rata-rata 14-61 miligram kafein per sajian.
Meskipun tidak sebanyak secangkir kopi (sekitar 96 mg per cangkir), hal itu dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh.
Sistem sirkadian adalah cara lain untuk menentukan ritme yang diikuti tubuh selama 24 jam.
Ritme bisa menjadi tidak seimbang karena cahaya, stres, pekerjaan, kafein, dan banyak lagi.
Mempertahankan ritme alami penting karena membantu Anda bangun lebih baik di siang hari, tidur lebih nyenyak di malam hari, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Jika terlalu banyak minum teh berkafein di sore atau malam hari, itu bisa mengganggu jadwal tidur, yang juga akan mengganggu ritme sirkadian.
Sebuah penelitian menunjukkan sistem sirkadian yang terganggu secara konsisten dapat menyebabkan masalah kardiovaskular, masalah kesehatan mental, penambahan berat badan, dan sistem kekebalan yang melemah.
Meningkatkan risiko kanker kerongkongan Fakta ini mungkin mengejutkan tetapi minum teh panas sebenarnya telah dikaitkan dengan karsinoma sel skuamosa esofagus atau kanker kerongkongan.
Sebuah penelitian yang berfokus pada populasi di Iran Utara menemukan minum teh panas dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kanker kerongkongan.
Sementara penelitian lain menemukan kopi dan teh panas diketahui menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kerongkongan.
Untuk itu, para peneliti masih berupaya mendapatkan penjelasan yang tepat terkait hal ini.
Namun, banyak penelitian percaya itu ada hubungannya dengan suhu internal kerongkongan.
Misalnya, teh bersuhu sekitar 65 derajat Celcius tetapi kerongkongan hanya bisa mencapai suhu panas hingga 52 derajat Celcius.
Menurunkan kadar zat besi Meski teh memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, beberapa penelitian menemukan orang dengan anemia dan kondisi kekurangan zat besi lain mungkin ingin berpikir dua kali.
Sebuah studi di Food and Nutrition Science menunjukkan teh hitam dan hijau menurunkan bioavailabilitas zat besi hingga 94 persen.
Ketersediaan hayati dari sesuatu yang dikonsumsi penting karena merupakan ukuran seberapa banyak nutrisi yang diserap oleh tubuh.
Laporan Current Developments in Nutrition saat ini menyatakan tanin dalam teh mungkin bertanggung jawab untuk mengubah penyerapan zat besi oleh tubuh.
Tanin adalah senyawa alami, ditemukan dalam teh, anggur, dan cokelat tertentu, yang telah terbukti mengurangi bioavailabilitas zat besi bila dikonsumsi secara konsisten.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kelelahan, kegelisahan, kulit kering, sakit kepala, dan lainnya.
Sering kencing Teh hitam dan hijau dianggap diuretik, zat yang menyebabkan sering buang air kecil.
Diuretik secara alami meningkatkan kadar natrium di ginjal, yang dikeluarkan oleh tubuh secara alami bersama air.
Namun, hal ini sering kali dapat menyebabkan dehidrasi bagi yang tidak tahan dengan retensi air.
Menurut laporan di The Pharma Innovation Journal, sifat diuretik teh hijau dan hitam dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi.
Kemudian, ini dapat menyebabkan hal-hal seperti lesu, detak jantung meningkat atau tidak teratur, dan sakit kepala parah.
Mengalami sembelit Di antara banyak senyawa alami yang ditemukan dalam teh, teofilin adalah yang umum untuk diperhatikan.
Senyawa ini ditemukan dalam kopi dan teh serta kadang-kadang digunakan untuk menghaluskan otot-otot saluran napas bagi penderita asma.
Meskipun memiliki manfaat bagi pernapasan, itu juga dapat menyebabkan beberapa efek samping ringan tetapi mengganggu.
Internal Agency for Research on Cancer melaporkan mengonsumsi teofilin dari teh dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Penelitian lain juga menyatakan teofilin terbukti menyebabkan sembelit dan mual.