Dua pelajar sekolah di Gunungkidul sempat hanyut terbawa banjir akibat meluapnya Sungai Branjang di Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Rabu, 30 November 2022.
Dua pelajar tersebut awalnya hendak melintasi jembatan di atas sungai itu menggunakan motor menuju sekolah.
Namun, sesampai di atas jembatan, mereka tiba-tiba terseret luapan air di atas jembataan hingga ratusan meter ke arah sungai.
“Dua pelajar itu berhasil diselamatkan karena saat mereka terseret arus, ada warga yang tahu dan langsung melakukan pertolongan bersama relawan,” kata tokoh warga yang juga Kepala Seksi Pemerintahan Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunungkidul, Ariyanto.
Ariyanto menuturkan, kawasan jembatan itu belakangan rawan banjir akibat luapan sungai.
Terlebih ketika hujan deras tak berhenti mengguyur.
“Hujan sudah terjadi sejak Selasa malam, air Sungai Branjang ikut meluap dan menggenangi jembatan di atasnya pagi ini,” kata dia.
Dua pelajar yang terseret itu, kata Ariyanto, diduga terburu-buru berangkat sekolah dan kurang memahami medan.
“Informasinya mereka sedang terburu-buru sekolah, lalu nekat menyeberang jembatan itu meski sudah tergenang hingga akhirnya jatuh dari motor lalu terseret,” katanya.
“Mereka terseret cukup jauh, sampai persawahan pinggir sungai, jaraknya sekitar 200 meteran dari jembatan,” kata Ariyanto yang mengatakan pelajar itu sempat berpegangan ranting pohon pinggir sungai sampai diketahui warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu ini mengirimkan surat ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk segera menetapkan status kebencanaan di wilayah itu menjadi siaga darurat.
Rekomendasi itu dikeluarkan mengingat cuaca ekstrem di DIY belakangan beruntun menyebabkan sejumlah bencana di berbagai kabupaten.
“Kami kirimkan surat itu untuk menetapkan siaga darurat,” kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana.
Di Kabupaten Gunungkidul sendiri menjadi satu lokasi yang November ini terdampak bencana.
Setelah longsor melanda Kecamatan Semin yang menewaskan dua warga pada 19 November, kemudian disusul longsor jalur utama Patuk-Piyungan yang menyebabkan akses ke Gunungkidul tersendat.