Drone MQ-9 Reaper Amerika kembali beraksi.
Terkini drone itu meluncurkan rudal bersayap tajam Hellfire R-9x, atau yang lebih dikenal sebagai Flying Ginsu, dan menewaskan teroris paling diburu Amerika di abad 21 ini yakni Ayman al-Zawahiri.
Serangan dilancarkan di Afganistan, tepatnya di Distrik Shirpur Kabul, pada Sabtu 30 Juli 2022.
Menurut pemberitaan CNN, Zawahiri tewas di rumah yang digunakannya sebagai tempat persembunyian selama satu tahun belakangan.
CIA, yang mengoperasikan Flying Ginsu, disebut berhasil melacaknya hingga ke rumah itu lewat jaringan pendukung termasuk anggota keluarga Zawahiri.
Al-Zawahiri menjadi buronan Amerika karena tuduhan bertanggung jawab untuk serangan terhadap Kantor Kedutaan Amerika di Kenya dan Tanzania pada 1988.
Juga untuk serangan bom bunuh diri di atas kapal perang perusak USS Cole pada 2000.
Al-Zawahiri adalah juga orang nomor 2 di Al Qaidah saat serangan 11 September 2011.
Dia dan keluarganya telah dalam pelarian selama 21 tahun sebelum serangan dilakukan 30 Juli lalu.
Khusus Zawahiri, daftar Most Wanted Terrorists yang dibuat FBI menambahkan keterangan adanya imbalan uang senilai $25 juta untuk yang berhasil menangkapnya.
Keterangan itu kini sudah diganti menjadi ‘sudah tewas’.
Pada 25 Juli, setelah rapat denan para stafnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan apa yang disebut ‘precise tailored airstrike’.
CNN melaporkan serangan itu melibatkan dua rudal Hellfire yang diluncurkan dari sebuah drone MQ-9 Reaper.
Hasilnya, Zawahiri terbunuh saat berdiri di beranda rumah.
Orang-orang dekat lokasi serangan melaporkan suara keras dan tanah yang bergetar.
Mereka, termasuk anggota keluarga Zawahiri di dalam rumah, dilaporkan tak terluka–mengikuti syarat persetujuan serangan yang diberikan Biden.
Dari foto yang diambil koresponden BBC tak lama setelah serangan juga tak nampak jelas bila ada kerusakan pada rumah tersebut.
Senjata yang paling mungkin digunakan dalam serangan itu adalah AGM-114R-9X, sebuah varian dari rudal Hellfire udara-ke-darat yang dikembangkan CIA.
Memiliki desain awal untuk membunuh tank, Hellfire kini mencakup varian dengan hululedak termobarik dan fragmentasi ledakan.
Rudal berbobot 45 kilogram ini memiliki jangkauan 7 kilometer dan menjadi persenjataan di kapal perang, tanker bersenjata KC-130, helikopter Apache AH-64 dan drone tempur MQ-9 Reaper.
CIA mengembangkan AGM-114R-9X, juga dikenal sebagai R-9X, sebagai sebuah senjata yang didesain untuk menghasilkan efek mematikan di area yang sangat terbatas.
R-9X melesat tanpa hulu ledak untuk enam sayap baja antikarat yang terkembang beberapa saat sebelum dia menghantam targetnya.
Sayap-sayap itu, dikombinasikan dengan platform rudal Hellfire yang berakurasi tinggi, dirancang untuk membunuh target saat ada bersama yang lain di dekatnya.
CIA memberi julukan R-9X dengan nama ‘Flying Ginsu’ yang diambil dari merek pisau yang pemasarannya marak di telvisi pada era 1980-an dan 1990-an.
Sebuah laporan pada tahun lalu oleh Bellingcat, sebuah kelompok investigasi open-source, menganalisis beberapa serangan yang melibatkan rudal-rudal R-9X.
Dalam setiap kasusnya, senjata ini menyerang tepat kepada orang yang menjadi targetnya, tanpa meninggalkan kerusakan besar di sekitarnya.
Serangan terhadap target yang berada dalam mobil, misalnya, kerusakan terbatas hanya di bagian dalam mobil itu.
POPULAR MECHANICS